Di tengah sukses besar Muhamamdiyah mengembangkan amal usahanya dimana-mana, di tengah sukses besar Muhamamadiyah menggerakkan peran moderat dan seimbang dalam perpolitikan nasional dan di tengah geliat ekonomi warga, pimpinan dan simpatisan Muhammadiyah lewat rintisan jaringan usaha yang menciptakan sinergi masa depan yang cerah, sesungguhnya tersembunyi satu hal yang sangat strategis dan memprihatinkan. Yaitu masalah mikro bernama ranting. Sekitar 3.900 PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) yang di tengah-tengah 63.000 desa yang ada di Indonesia kondisinya masih banyak yang kurang menggembirakan. Kalau toh ada yang berprestasi, bertahan dan berkembang kemudian melahirkan ranting baru, mereka merasa kesepian, karena memang sepi dari pemberitaan. Sebab arus pemberitaan sekarang memang lebih menyukai hal-hal yang makro-makro, sehingga masalah mikro seperti ranting sepertinya tidak memiliki tempat dan posisi dalam wacana sosial, wacana politik, wacana keagamaan nasional. Padahal sesungguhnya di ranting-ranting inilah akar persyarikatan Muhammadiyah berada. Kalau akarnya kuat maka di masa depan persyarikatan akan makin kokoh. Akan tetapi kalau akarnya tidak dirawat dan tidak dipedulikan maka masa depan persyarikatan mirip pohon yang dari waktu ke waktu harus menghadapi proses pengeroposan. Semoga ini tidak terjadi. Dan memang tidak terjadi jika mulai hari ini kita semua bersedia terlibat dalam Gerakan Peduli Ranting. Dimanapun kita berada. Lantas bagaimana caranya? Buku ini memberikan semacam petunjuk awal untuk memulai Gerakan Peduli Ranting itu.